Rumah Idaman

Rumah Idaman

Rabu, 26 Oktober 2011

MAKANAN




SESUAI tradisi, dari tahun ke tahun setiap 16 Oktober dunia memperingati Hari Pangan. Di Indonesia, kali ini gebyarnya dipusatkan di Gorontalo, pada 20-23 Oktober mendatang, dengan mengusung tema fantastis: Menjaga Stabilitas Harga dan Akses Pangan Menuju Ketahanan Pangan. Setelah serangkaian acara seremonial itu, apakah juga akan lahir formula untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Globalisasi makanan dapat menjadi fenomena yang bisa mengancam kestabilan makanan tradisional jika tidak diantisipasi secara bijak. Karena itu, memopulerkan makanan tradisional lewat pintu wisata kuliner bisa menjadi alternatif.

Kekuatan Global
John Selwood (1993) pernah menya takan bahwa Food is one of the most important attractions sought out by tourists in their craving for new and unforgettable experiences.
Makanan punya kekuatan besar untuk untuk menjadi atraksi wisata yang dapat di tawarkan kepada wisatawan manca negara maupun Nusantara. Makanan bisa menjadi petualangan yang diidamkan, berkesan, dan tak terlupakan bagi wisatawan mancanegara yang ingin merasakan sensasi makanan tradisional. Sedangkan bagi wisatawan Nusantara, makanan tradisional daerah sendiri atau daerah lain akan memperkaya pengalaman lidah.
Jika demikian, artinya Indonesia punya segudang potensi atraksi wisata yang bisa diangkat sebagai komoditas wisata. Salah satu yang telah mendunia dan menjadi masalah sensasional dengan Malaysia adalah rendang. Makanan Indonesia lain yang sudah mulai diperkenalkan secara inter nasional, antara lain, darksoup alias rawon. Masih banyak kekayaan kuliner lokal yang layak diperkenalkan secara internasional seperti aneka soto daerah, aneka salad (misalnya: rujak, gado-gado, keredok, asinan, semanggi), kue tradisional yang unik dan berbahan lokal (getuk, tape, cobro, serabi, dan se bagainya). Semua cuma ada di Indonesia.
Dalam dunia yang serba mengglobal, sebenarnya potensi unik dan eksotis seperti itu yang membuat Indonesia justru menarik, tiada duanya. Karena itu, bagus jika setiap daerah mulai menyusun database tentang aneka jenis menu tradisional (kue, minuman, dan makanan) yang akan menambah daftar panjang potensi menu lokal yang siap mengglobal, menjadi aset nasional.
Dalam hal mempromosikan makanan tradisional menjadi global, kita boleh belajar dari Jepang yang mampu mendiktekan selera makan di segala penjuru dunia. Bahkan, menu makanan mentah (sushi) diperkenalkan dengan cantik sehingga mampu mengubah cara pandang terhadap makanan mentah yang semula dianggap kurang beradab menjadi lebih berkelas dan penuh gengsi.

Pamor Makanan Tradisional
Fenomena wisata kuliner saat ini mulai menjamur di masyarakat dan menjadi gaya hidup tersendiri. Sudah lumrah di berbagai daerah bahwa tempat makan penuh sesak saat weekend atau liburan. Masyarakat berlomba-lomba berburu menu makanan baru yang unik, enak, dan menantang. Ada tren masyarakat mulai mencari menu-menu jadul yang sudah mulai jarang beredar di pasaran umum dan jarang bisa dinikmati.
Lebih merakyat, eksotis, sehat, dan ramah di kantong jika dibandingkan dengan makanan global impor yang kaya lemak, kurang sehat, mahal, dan hanya memperkaya beberapa gelintir kapitalis. Tren kuliner seperti ini adalah fenomona yang positif jika dikaitkan dengan missi ketahanan pangan. Perkembangan wisata kuliner, khususnya menu local yang mayoritas menggunakan bahan makana lokal, secara langsung ikut menyukseskan ketahanan pangan. 
Agar tumbuhnya makanan lokal dapat sustainable bukan hanya tren sesaat, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, makanan lokal harus mengikuti standar yang digunakan ma kanan/menu impor, yaitu sehat, standardisasi bahan, penyajian, pengolahan, dan rasa. Makanan tra disional tidak berarti kumuh, kotor, dan tidak berkelas.
Selain standardisasi, perlu dilakukan promosi tiada akhir agar brand makanan tradisional juga kuat sebagai makanan bergengsi, layak masuk mal, dan tempat prestise lainnya. Caranya, memasang kuota atau memberikan reward kepada mal/hotel/kafe/restoran, atau tempat lain yang berusaha keras menyajikan menu tradisional. Stakeholder yang bersungguh-sunggu mengampayekan menu tradisional dapat diberikan reward berupa subsidi/potongan pajak.
*) Dosen Pariwisata FISIP Unair

RUMAH IDAMAN SEDERHANA

Tips Berbusana Muslim Untuk Muslimah

1.  Terpenting dalam memilih busana muslim adalah sesuai dengan aturan Islam. Busana Muslim bertujuan untuk menutup aurat dan melindungi tubuh pemakainya dari hal-hal yang bisa mencederai. Oleh karena itu pilihlah busana atau baju muslim yang longgar sehingga menyamarkan siluet tubuh.
fashion muslim

2.  Sebaiknya tidak menggunakan baju ketat yang di double dengan baju lengan pendek, ¾, atau tank top. Jika Anda memilih untuk berbusana muslim atau baju muslim maka pilihlah kreasi busana lengan panjang.

3.  Pilih desain baju, model dan bahan yang sesuai dengan aktivitas. Jika banyak beraktivitas pilihlah bahan yang menyerap keringat dan tak mudah kusut, yang terdiri dari atasan dan celana panjang. Untuk aktivitas yang lebih banyak diam pengguna pakaian muslim/pakaian muslim akan bertambah anggun dengan memakai rok.

4.  Pilihlah penutup kepala jilbab yang tetap menutup leher. Pelajari berbagai desain baju, kreasi kerudung yang banyak diinformasikan dalam media massa agar tetap mengikuti mode namun tetap mengikuti aturan agama.

5.  Pilih busana muslimah yang menyamarkan kekurangan tubuh agar Anda tampil percaya diri. Misalnya dari segi bahan, orang yang berbadan kurus sebaiknya menggunakan pakaian yang terkesan bertumpuk, dan orang berbadab besar gunakanlah bahan yang terkesan ringan. Dari segi warna, bagi yang berbadan besar warna gelap akan tampak lebih mengesankan.

6.  Sebaiknya Anda tak perlu bingung memilih busana muslimah untuk pesta. Pakaian sederhana yang dimiliki bisa terkesan mewah dengan cara memberikan pelengkap dari bahan yang terkesan mewah. Contoh, gabungkan batik berbahan katun dengan selendang organdi yang serasi ataupun membalut gamis sederhana dengan obi dari sutra atau berbordir.